Waspada dengan Perilaku yang Dapat Merusak Ban
Cek tekanan angin secara berkala 2 minggu sekali
Jakarta -
Ban merupakan komponen sangat penting pada mobil. Inilah bagian yang
menentukan kontak antara mobil dengan permukaan jalan. Ban bukan hanya
sekadar menggelinding, juga menentukan kenyamanan dan keamanan bermobil.
Karena itulah sangat penting memperhatikan kondisi ban secara regular.
Berikut beberapa perilaku yang bisa mengakibatkan ban cepat rusak - menurut Arijanto Notorahardjo - General Manager Marketing PT Gajah Tunggal.
Berikut beberapa perilaku yang bisa mengakibatkan ban cepat rusak - menurut Arijanto Notorahardjo - General Manager Marketing PT Gajah Tunggal.
1. Jarang memeriksa tekanan angin
Kebanyakan
pengemudi jarang memeriksa tekanan angin sesuai dengan ketentuan pabrik
yang ditempelakn sisi dalam pintu depan. Ada pula yang tertipu karena
terlihat tidak kempis. "Kebiasaan ini kerap terjadi tanpa disadari.
Karena tekanan angin rendah mengakibatkan pada bagian tertentu dari ban
"benjol" atau pecah. Penyebabnya, distribusi panas tidak merata," terang
Ari. Jika tekanan terlalu tinggi, kebotakan ban juga tidak merata.
Bagian tengah akan botak lebih cepat!
Untuk itu,
periksa tekanan angin dengan pengukur yang akurat dan berfungsi dengan
baik. Paling ideal pemeriksaan dilakukan sebelum beraktivitas atau mobil
sudah diam lebih dari 3 jam. Cara paling gampang, setelah mengisi bahan
bakar di SPBU Pertamina (sayang sebagian alat pengisi angin tidak
mengukur dengan baik) atau bisa juga melakukannya di Shell dan Total,
ukur tekananan angin ban atau sekaligus menambahnya.
2. Memeriksa dan merawat kondisi
Perhatikan
kondisi ban, misalnya menyingkirkan batu yang menyelip di celah kembang
atau bahkan adanya benda tajam yang menusuk telapak ban. Untuk ban tubeless,
jika benda tadi sudah terlanjur tertanam dan menembus tapak ban, lebih
baik dibiarkan sampai Anda menemukan tambal ban terdekat.
Rotasi dan balansing ban setiap 5.000 km. Lakukan spooring bila setir sudah bergetar atau mobil cenderung menarik ke satu arah!
3. Bijak memilih jalan
"Beberapa
pengemudi cenderung cuek dan malas memilih jalan. Tidak sedikit pula
yang main hajar lubang meski terlihat tidak terlalu lebar," papar
penggemar balap dan off-road ini. karena sering berbenturan dengan
jalan rusak, berlubang atau polisi tidur - apalagi tekanan angin ban
rendah - apalagi tekanan angin kurang - bisa mengakibatkan ban benjol.
Jangan mengerem
saat melewati lubang atau polisi tidur. Sebaiknya mobil direm atau
diperlambat beberapa meter sebelumnya. Hindari juga melindas mata
kucing dan dinding ban bersentuhan dengan sisi trotoar saat parkir.
4. Mengemudi agresif
Jangan melakukan
start.mengerem rem (utamanya mobil yang tidak dilengkapi dengan ABS)
mendadak dan membelok dengan cepat. Kondisi tersebut akan menyebabkan
kebotakan ban tidak merata (flat spot). Jadi selama mengemudi tetaplah
fokus ke depan!
5. Tidak dipakai terlalu lama
Jika memarkir mobil di garasi lebih dari 3 bulan, sebaiknya digantung menggunakan jack stand (penyanggah) pada keempat titik. Hal ini untuk mengurangi gejala "flat spot" karena bobot hanya bertumpu pada satu titik ban.
6. Indeks beban
Setiap ban
memiliki indeks beban yang berbeda dan bisa dilihat di bagian samping
dekat bibir pelek. Jika melebihi kapasitas, bisa berakibat tapak cepat
habis dan dindingnya .
Perhitungannya,
misal indeks beban 70, berarti ban tersebut harus mampu memikul beban
maksimum 335 kg. Dikalikan keempat roda berarti total 1.340 kg.
Selanjutnya, hitung bobot mobil, penumpang, bagasi dan bensin di tangki.
Tidak boleh melebihi angkat tersebut.
Indeks
|
Beban (kg)
|
Indeks
|
Beban (kg)
|
Indeks
|
(Beban) kg
|
70
|
335
|
80
|
450
|
90
|
600
|
71
|
345
|
81
|
462
|
91
|
615
|
72
|
355
|
82
|
475
|
92
|
630
|
73
|
365
|
83
|
487
|
93
|
650
|
74
|
375
|
84
|
500
|
94
|
670
|
75
|
387
|
85
|
515
|
95
|
690
|
76
|
400
|
86
|
530
|
96
|
710
|
77
|
412
|
87
|
545
|
97
|
730
|
78
|
425
|
88
|
560
|
98
|
750
|
79
|
437
|
89
|
580
|
99
|
775
|